Monday, 14 December 2015

pariwisata di propinsi jawa tengah / tourism in the province of Central Java

Jawa Tengah adalah sebuah provinsi Indonesia yang terletak di bagian tengah Pulau Jawa. Provinsi ini berbatasan dengan Provinsi Jawa Barat di sebelah barat, Samudra Hindia dan Daerah Istimewa Yogyakarta di sebelah selatan, Jawa Timur di sebelah timur, dan Laut Jawa di sebelah utara. Luas wilayahnya 32.548 km², atau sekitar 25,04% dari luas pulau Jawa. Provinsi Jawa Tengah juga meliputi Pulau Nusakambangan di sebelah selatan (dekat dengan perbatasan Jawa Barat), serta Kepulauan Karimun Jawa di Laut Jawa.
sebagian besar kabupaten/kota di provinsi ini mempunyai tingkat pesona pariwisata yang sangat indah dan cocok untuk di kunjungi.
berikut peta provinsi jawa tengah;













Wisata di Kota/kabupaten didaerah jawa tengah.

1). KOTA SEMARANG 

Di kota semarang yang lebih di kenal sebagai kota kuliner, ternyata kota semarang juga di juluki sebagai kota religius dengan peninggalan- peninggalan bersejarah oleh dari beberapa agama yang ada pada kota semarang.
berikut tempat-tempat wisata yang cocok untuk berwisata/mengisi waktu libur di kota semarang.
  • Semarang memiliki Pantai yang indah Pantai Marina dan pantai Maron untuk rekreasi keluarga, dan juga wisata alam Goa Kreo yang setiap setiap tanggal 3 Syawal diadakan upacara Sesaji Rewanda.
  • Semarang memiliki seni budaya warak ngendhog dan dhugdheran yang diadakan menjelang datangnya bulan ramadhan.
  • Semarang memiliki brand wisata Semarang Pesona Asia, proyek ambisius yang gagal (yang dimulai pada pertengahan 2007)
  • Semarang memiliki kota tua Little Netherland yang mencakup kawasan Polder Tawang, Gereja Blenduk, Stasiun Semarang Tawang, Jembatan Berok, Pasar Johar dan Lawang Sewu
  • Komunitas Tionghoa di Semarang, melalui perkumpulan Kopi Semawis (Komunitas Pecinan Semarang untuk Pariwisata), mengadakan Waroeng Semawis, yakni arena wisata kuliner yang menjual berbagai makanan & oleh-oleh khas Semarang, di daerah pecinan Semarang (daerah Gang Pinggir) setiap akhir minggu (Jumat - Minggu) dan hari libur nasional. Kopi Semawis juga rutin menggelar Pasar Imlek Semawis selama beberapa hari setiap menjelang perayaan Tahun Baru Imlek di Pecinan Semarang.
  • Shopping center di Semarang antara lain:
    • Ciputra Mall di kawasan Simpang Lima
    • Simpang Lima Plaza di kawasan Simpang Lima
    • Java Supermall di kawasan Jomblang, Jalan MT. Haryono dengan Hypermart dan Matahari sebagai anchor tenant.
    • Sri Ratu Dept. Store di Jalan Pemuda dan kawasan Peterongan, Jalan MT. Haryono.
    • Ramayana Dept. Store di kawasan Simpang Lima. (tutup Januari 2010)
    • ADA Dept. Store Siliwangi, Majapahit, Setiabudi dan Fatmawati.
    • DP Mall dengan Carrefour-nya yang terletak di Jalan Pemuda.
    • Paragon City dengan hotel di atasnya, berbentuk kapal, dan mal terbesar di Semarang yang terletak di Jalan Pemuda.
  • Hotel berbintang yang terkenal di Semarang adalah Grand Candi, Ciputra, Horison, Santika Premiere (dahulu Graha Santika), Patra Jasa, Novotel, Gumaya, Ibis, Grasia, Santika.
  • Semarang juga memiliki gereja peninggalan Hindia-Belanda, yaitu Gereja Blenduk.
 2). KABUPATEN SEMARANG
 
Didukung oleh kemudahan aksestabilitas jalur lalu lintas ekonomi menuju semua obyek wisata, menjadikan paket perjalanan wisata dapat mencapai banyak obyek wisata dalam waktu yang singkat.
Sebuah komplek candi yang berada di kaki Gunung Ungaran, tepatnya di Desa Candi, Kecamatan Bandungan yang berjarak 9 km dari kota Ambarawa dan 12 km dari kota Ungaran. Ditemukan oleh Raffles pada tahun 1804. Candi Gedongsongo termasuk salah satu peninggalan budaya Hindu dari zaman Wangsa Sanjaya pada abad IX (tahun 921 M).Juga merupakan wisata alam dengan hawa yang sejuk dan pemandangan alamnya yang indah juga dilengkapi pula dengan pemandian air panas, area perkemahan, wisata berkuda, Wahana panjat tebing alam dan buatan. Disekitar lokasi juga terdapat Penginapan dan hotel.
Sebuah monumen sejarah Bangsa Indonesia yang dilengkapi dengan museum yang mempunyai koleksi persenjataan kuno peninggalan penjajah. Lokasinya pun mudah dijangkau, karena berada dipinggir jalan utama Semarang Jogja serta dekat dengan wisata museum kerata api karena letaknya di kota Ambarawa.
Wisata Sejarah sebagai satu-satunya museum peninggalan berteknologi kuno di Indonesia yang digunakan sebagai alat transportasi Bangsa Indonesia sebelum kemerdekaan sampai dengan tahun 1964.
Jarak tempuh Meseum Kereta Api Ambarawa dari Kota Ungaran adalah 15 km, sedangkan dari Kota Semarang adalah 35 km. Daya Tarik Meseum Kereta Api ini berupa nilai historis dari alat transportasi berupa ketel uap yang merupakan implikasi penemuan mesin uap oleh James Watt. Museum KA juga menyediakan paket wisata menumpang kereta api tenaga uap melalui rel bergerigi dari Ambarawa menuju Stasiun Jambu pulang-pergi (PP). Di samping itu pengunjung juga dapat menyusuri tepian Rawa pening dengan menggunakan kereta wisata lori dari Ambarawa menuju Stasiun Tuntang PP.
Rawa Pening terletak di cekungan terendah lereng Gunung Merbabu, Gunung Telomoyo, Gunung Ungaran dan Gunung Kendali Sodo. Berada di wilayah kecamatan Ambarawa, Bawen, Tuntang dan Banyubiru. Rawa Pening ("pening" berasal dari "bening") adalah danau sekaligus tempat wisata air dengan luas 2.670 hektar.
Jarak tempuh : - dari Kota Ungaran : 15 km, - dari Kota Semarang : 45 km, dan - dari Kota Salatiga : 5 km
Daya tarik Rawa Pening meliputi: Wisata Tirta dengan perahu tradisional, area pemancingan alam, penghasil enceng gondok sebagai bahan kerajinan, sumber mata pencaharian nelayan dan petani ikan, sebagai sarana pembangkit listrik dan obyek fotografi yang sangat mempesona.
Rawa Pening terkenal dengan legendanya Baru Klinthing

Kawasan wisata agro terletak di Desa Delik, Kecamatan Tuntang berjarak 1 km dari jalan raya Semarang Solo (Tuntang). Selain kita bisa menikmati perkebunan kopi yang ada, Kebun Tlogo juga memiliki pemandangan alam yang indah yang dilengkapi pula dengan home stay, kolam renang, outbond, area pancing, dan rumah makan.
Kebun Tlogo diresmikan oleh Gubernur Jawa Tengah 30 Oktober 1999 sebagai bagian dari Perusahaan Daerah Perkebunan Tlogo. Obyek wisata ini bisa ditempuh dari Semarang (40 km), dari Yogyakarta (80 km), dari Solo (60 km). Obyek wisata ini terletak di ketinggian 400 - 675 m dpl (di atas permukaan laut), dengan dikelilingi oleh pemandangan berbagai obyek seperti Danau Rawa Pening, Gunung Merbabu, Telomoyo dan Ungaran. Kawasan Tlogo didominasi oleh perkebunan kopi seluas 97 ha, perkebunan karet 233 ha, perkebunan cengkeh 64 ha dan perkebunan buah-buahan tropis 20 ha (pisang, durian, rambutan, pepaya dll). Total luas area yang dikuasi pekebunan Tlogo mencakup 414 ha.
Suhu udara berkisar 23 - 30 °C, berhawa sejuk dengan panorama perbukitan. Wisatawan bisa melakukan coffee walk (menyusuri jalan setapak di sela-sela perkebunan kopi), melihat kegiatan petani sewaktu bekerja memetik buah kopi, menyadap karet. Panen kopi bersifat musiman yaitu pada periode bulan Juli sampai Oktober setiap tahun. Bahkan wisatawan diajak berkunjung menyaksikan prosesing getah karet menjadi karet. Wisatawan yang ingin bermalam disediakan cottage.
  • Bandungan di Keluranhan Bandungan, Kec. Bandungan
Merupakan tempat peristirahatan dengan kesegaran udara dalam suasana alam pegunungan penuh pesona lengkap dengan fasilitas tempat rekreasi. Terdapat pula pasar tradisional yang menyediakan sayur mayur khas Bandungan yang dapat diperoleh langsung dari petani, perhotelan dari hotel melati sampai hotel berbintang yang berjumlah lebih dari 50 buah, taman bermain anak-anak dan taman bagi orang dewasa serta kolam renang dengan kelengkapan berbagai fasilitasnya
Kawasan wisata Bandungan dapat ditempuh dari Kota Ungaran dengan jarak 12 km, dari Kota Ambarawa : 7 km dan dari Kota Semarang : 23 km.
Daya tarik kawasan Bandungan berupa wisata alam, wisata olah raga (jogging dangan hawa pegunungan, kolam renang dengan mata air alami, lapangan tennis)dengan hawa yang sejuk sejuk, pemandangan alam yang indah bernuansa pedesaan/pegunungan dilengkapi dengan Pasar Bunga, sayur dan Buah segar Kawasan ini juga sering digunakan untuk rapat-rapat, seminar, konferensi dan terdapat pula Area Perkemahaan, Tempat Peristirahatan
  • Sidomukti di Desa Sidomukti, Kecamatan Bandungan
Kolam di Umbul Sidomukti tergolong unik. Ia terletak di lereng Gunung Ungaran, persis di tepi jurang dan lembah Ungup-ungup. Jadinya kita seakan berada di puncak ketinggian atau kahyangan kalau berenang atau sekadar berendam di sana. Dan air umbul yang mengalir sepanjang tahun itulah sumber air utama untuk taman renang alam Umbul Sidomukti. Limpahan air tersebut meluber ke kolam di bawahnya, selanjutnya menuju kebun dan sawah-sawah. kesegaran mata air tersebut seolah mampu membasuh jiwa yang sedang penat.
Sidomukti merupakan wisata dengan konsep REAL atau Recreation (hiburan), Education (pendidikan), Adventure (petualangan), dan Leisure (pengisian waktu senggang). Di lahan PT PAS seluas 36 hektar tersebut, kini juga digunakan untuk outbound dan bumi perkemahan modern. Ada pula sekitar 400 hektar lahan Perhutani yang layak untuk wisata hutan.
Jarak tempuh : dari Kota Ungaran : 12 km, dari Kota Ambarawa : 7 km, dan dari Kota Semarang : 23 km.
Terletak di Desa Kebondowo - Kecamatan Banyubiru berada di kaki Gunung Telomoyo dengan panorama Rawa Pening yang mempunyai hamparan air membiru serta pesona hijaunya bukit Brawijaya dan dapat dimanfaatkan sebagai obyek wisata, tempat untuk menikmati pemandangan telaga dan pangkalan perahu-perahu wisata yang mengelilingi telaga, dilengkapi tempat parkir dan gardu pandang dan taman bermain anak. Secara umum, berpotensi sebagai kawasan pusat olah raga perairan bagi Rawa Pening seperti dayung, ski air, para sailing, dsb.
Terletak kurang lebih 14 km arah barat daya dari kota Salatiga yang di kelola oleh Puskopad A Dam IV Diponegoro, terkenal dengan suasana dan panorama alam pegunungan yang menarik, terdapat berbagai fasilitas rekreasi, seperti bungalow, kolam renang, penginapan dan restoran yang dikelilingi taman bunga, kolam pemancingan serta bumi perkemahan. Pasar sayur mayur, buah-buahan dan tanaman hias hasil pertanian masyarakat sekitar serta cinderamata khas Kopeng.
  • Kali Pancur
Taman pemancingan Blater berada di kaki Gunung Ungaran tepatnya di desa Jimbaran, Kecamatan Bawen 15 km dari kota Ungaran. Selain tempat pemancingan ikan dan rumah makan siap saji di sekitar lokasi juga terdapat kebun sayur dan buah-buahan. Nuansa alam yang indah serta hawa sejuknya menjadikan Blater semakin potensial untuk dikunjungi.
Pemandian alam dari sumber air alami yang terletak di Desa Rowoboni. Kawasan Muncul dimanfaatkan sebagi obyek wisata yang menyajikan atraksi kolam renang, pembibitan dan pemacingan ikan. Pesona hamparan sawah yang dibelah oleh sungai kecil dengan panorama alam bukit Muncul.
Wanawisata Penggaron merupakan lokasi pengamatan burung (bird watching) yang cukup bagus. Selain lokasinya yang sangat dekat dengan kota, Wanawisata Penggaron juga memiliki koleksi hidupan liar terutama burung yang cukup banyak dan menarik. SBC mencatat setidaknya 97 spesies yang terdapat dalam wanawisata tersebut. Dengan beberapa spesies yang menarik seperti Merak Hijau, Elang Ular Bido, Kadalan Birah, Kadalan Kembang dan beberapa raptor migran.
 Wisata Religi
Terletak di Desa Nyatnyono Kecamatan Ungaran Barat. Merupakan makam keluarga Bambang Kertonadi yang diyakini masyarakat sebagai wali, penyiaran Agama Islam. Mempunyai legenda terjadinya desa Nyatnyono. Air muncul yang ada di sendang Nyatnyono di sekitar makam dipercaya orang dapat menyembuhkan berbagai penyakit dan dikenal dengan nama sendang Kalimah Thoyibah.
Terletak di Gunung Kalong, Susukan yang dari puncaknya dapat melihat kota Ungaran. Di sini terdapat Vihara Buddha-Gaya yang hampir setiap tahun sekali dikunjungi masyarakat untuk melaksanakan nadar/kaul. Mempunyai legenda Pandanaran sebagai terjadinya Desa Susukan. Lokasi wisata ini pada tahun 2003 masuk MURI dengan naga terpanjangnya.
Terletak di Panjang, Ambarawa, Semarang, merupakan tempat bagi umat Nasrani untuk menikmati ziarah sambil mengenang kehidupan Yesus Kristus 2000 tahun yang lalu, dengan memvisualisasikan beberapa tempat di Tanah Palestina yang dihadirkan dalam bentuk Taman Doa.

3). KABUPATEN WONOSOBO

Kabupaten Wonosobo, adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Ibukotanya adalah Wonosobo. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Temanggung dan Kabupaten Magelang di timur, Kabupaten Purworejo di selatan, Kabupaten Kebumen dan Kabupaten Banjarnegara di barat, serta Kabupaten Batang dan Kabupaten Kendal di utara.
Kabupaten Wonosobo berdiri 24 Juli 1825 sebagai kabupaten di bawah Kesultanan Yogyakarta seusai pertempuran dalam Perang Diponegoro. Kyai Moh. Ngampah, yang membantu Diponegoro, diangkat sebagai bupati pertama dengan gelar Kanjeng Raden Tumenggung (K.R.T.) Setjonegoro.

  1. Kawasan Wisata Dieng: terletak di kecamatan kejajar.Berjarak 26 km dari kota Wonosobo,Dieng adalah pegunungan yang sangat menarik dan menawan.banyak turis-turis yg singgah disana.suhu udaranya amat dingin mencapai 18 'C pada siang hari dan 13 'C Pada malam hari.
  2. Waduk Wadaslintang
  3. Agrowisata Tambi
  4. Outbound
  5. Air Terjun Sikarim
  6. Telaga Menjer
  7. Pemandian Wisata Kalianget
  8. Wisata Religi
  9. Curuk Winong
  10. Pemandian dan kolam renang Mangli
  11. Pemandian Air panas Kebrengan

4). KABUPATEN MAGELANG

Candi Borobudur merupakan obyek wisata andalan Provinsi Jawa Tengah yang kini mendapat perlindungan dari UNESCO sebagai warisan dunia (World Heritage). Selain Borobudur, terdapat sejumlah candi di antaranya Candi Mendut, Candi Pawon, Candi Ngawen, Candi Canggal, Candi Selogriyo, Candi Gunungwukir, Candi Lumbung, Candi Gunungsari, Candi Pendem, dan Candi Aso. Selain candi sebagai wisata budaya, Kabupaten Magelang juga mempunyai satu museum yang terletak di jalan antara Candi Mendut dan Borobudur, yaitu Museum Senirupa Haji Widayat.
Untuk obyek wisata alam, Kabupaten Magelang memiliki beberapa obyek wisata, antara lain kawasan wisata Kopeng, Gardu Pandang Ketep Pass juga air terjun Kedung Kayang kira-kira 5 km dari Ketep Pass, Gardu Pandang Babadan, Curug Silawe, Losari Coffee Plantation, pemandian air panas Candi Umbul dan air terjun Sekar Langit (di Kecamatan Grabag). Di samping itu Kali Progo dan Kali Elo juga sering digunakan untuk wisata arung jeram.
Beberapa obyek wisata religi yang ada di Kabupaten Magelang antara lain Langgar Agung Pangeran Diponegoro, Makam Kyai Condrogeni, Makam Sunan Geseng, Makam Raden Santri, dsb. Sedang untuk obyek wisata seni budaya dan kriya terdapat beberapa obyek wisata antara lain kesenian tradisional, kerajinan cinderamata, kerajinan mebel dan interior, serta kerajinan makanan khas.
Di Kecamatan Mertoyudan, terdapat sebuah mall besar yang bernama Armada Town Square dimana mall ini akan mulai beroperasi mulai akhir tahun 2011.
5). KABUPATEN BANYUMAS

Banyumas memiliki beberapa tempat wisata andalan, kebanyakan berupa keindahan alam seperti gua, air terjun dan wana wisata.

6). KABUPATEN JEPARA

Wisata Alam
Wisata Sejarah
Wisata Religi (Ziarah)
  • Cirosomo (Makam Para Adipati/Bupati yang pernah memimpin Jepara dan keluarga besar R.A Kartini), di Sendang
  • Makam Sultan Hadiri (Sunan Hadirin) dan Ratu Kalinyamat serta Raden Abdul Jalil (Sunan Jepara), di Mantingan
  • Makam Syeh Siti Jenar, di Kelet
  • Makam Habib Sodiq (Yek Nde), di Kriyan
  • Makam Mbah Roboyo, di Robayan
  • Makam Datuk Gunardi, di Singaraja
  • Makam Habib Ali, di Mayong
  • Makam Ronggo Kusumo, di Manyargading
  • Makam Syeh Abu Bakar, di Pulau Panjang
  • Makam Pangeran Syarif dan Mbah Jenggolo, di Saripan
  • Makam Ki Gede, di Bangsri
  • Makam Syeh Amir Hasan (Sunan Nyamplungan), di Karimunjawa
 Wisata Budaya
 Wisata Keluarga
Wisata Belanja

Monday, 7 December 2015

KEBUDAYAAN MASYARAKAT ANDONG LAWAK

KEBUDAYAAN MASYARAKAT ANDONG LAWAK| "MARO" SEBAGAI WARISAN BUDAYA DAN KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT YANG DILESTARIKAN SECARA-TEMURUN


Kebudayaan masyarakat Indonesia dari berbagai daerahnya memiliki karakteristik dan ciri khas masing-masing. Dusun Andong Lawak, yang terletak di Desa Karanganyar, Kecamatan Wadaslintang Kabupaten Wonosobo juga memiliki ciri khas tersendiri. Masyarakatnya yang memilih menjadi petani baik petani ladang maupun sawah, ataupun petani kayu yang siap memanen kayunya ketika usia sekitar 5 tahun.


Pilihan masyarakat Andong Lawak untuk menjadi petani dikarenakan keadaan Alam yang sangat mendukung aktivitas masyarakat untuk menjadi petani, tanahnya yang subur, udaranya yang dingin serta curah hujan yang tergolong tinggi. Padi merupakan komoditas utama yang dihasilkan oleh masyarakat desa tersebut, sebagian besar masyarakat bekerja sebagai petani padi, walaupun ada dari beberapa mereka yang tidak memiliki lahan pertanian, namun tetap bisa bekerja di sawah orang lain yang mempunyai sawah dan tidak sanggup atau tidak mau mengolah sawahnya sendiri. Petani yang memiliki lawah luas cenderung lebih memilih untuk menyewakan sawahnya pada orang lain, yang dikenal dengan sistem "Maro".

"MARO" KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT ANDONG LAWAK 

"Maro" sebenarnya berasal dari kata Jawa yaitu "separo" dan dalam bahasa Indonesia berarti setengahnya. sistem ini sangat populer di daerah Andong Lawak, hal itu dikarenakan sudah dikenal dari jaman dahulu sebagai warisan budaya serta sebagai kearifan lokal masyarakat setempat.


Masyarakat Andong Lawak memiliki nilai-nilai yang disebut mereka sebagai kearifan lokal masyarakat setempat, nilai kearifan lokal tersebut yaitu mereka akan  menebang kayu atau mengambil sesuatu dari alam sesuai dengan kebutuhan mereka namun mereka sadar bahwa ketika mereka mengambil sesuatu dari alam maka mereka juga harus memberi sesuatu dari alam walaupun tidak sama besar dengan apa yang mereka ambil dari alam.


Kearifan lokal masyarakat tersebut diturunkan secara turun temurun.  Memberi kepada alam dalam hal ini yaitu seperti ketika menebang pohon maka sebisa mungkin mereka juga harus menanam pohon walaupun ditempat lain, hal itu dikarenakan masyarakat percaya bahwa ketika kita bersahabat dengan alam maka alam juga akan bersahabat dan memberikan kebaikan kepada kita. Masyarakat Andong Lawak sadar betul bahwa alam memiliki arti penting dan bahkan sangat penting bagi mereka. hal itu menjadikan suatu budaya yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat daerah tersebut.

Saturday, 5 December 2015

PERBANDINGAN SISTEM SOSIAL BUDAYA DI INDONESIA


PERBANDINGAN SISTEM SOSIAL BUDAYA INDONESIA | PERBANDINGAN SISTEM BUDAYA INDONESIA PADA JAMAN PENJAJAHAN BELANDA



Perbandingan sistem sosial budaya di indonesia . Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki beragam budaya, adat istiadat, suku, ras, agama atau kepercayaan, etnis, dan juga bahasa. Pada saat zaman penjajahan Belanda di Indonesia, keberagaman dalam berbagai hal tersebut sering disebut bahwa Indonesia memiliki masyarakat yang majemuk. Masyarakat Indonesia memiliki struktur, struktur tersebut ditandai oleh dua ciri yang bersifat unik. Secara horisontal ditandai oleh kesatuan sosial berdasar perbedaan-perbedaan suku, agama daerah, adat. Secara vertikal struktur masyarakat ditandai oleh adanya perbedaan-perbedaan vertikal antara lapisan atas dan lapisan bawah yang cukup tajam. Perbedaan-perbedaan suku bangsa, agama, adat, dan daerah merupakan ciri dari masyarakat Indonesia yang disebut sebagai masyarakat majemuk.
Menurut Furnival Masyarakat indonesia pada masa hindia-belanda merupakan suatu masyarakat majemuk yakni, suatu masyarakat yang terdiri atas dua atau lebih elemen yang hidup sendiri-sendiri tanpa ada pembauran satu sama lain di dalam suatu kesatuan politik.
Di dalam kehidupan politik, pertanda paling jelas dari masyarakat Indonesia yang berisifat majemuk itu adalah tidak adanya kehendak bersama (common will). Secara keseluruhan, masyarakat Hindia-Belanda merupakan suatu masyarakat yang tumbuh di atas dasar sistem kasta tanpa ikatan agama. Hal semacam ini menimbulkan berbagai macam hal yang nantinya akan mempengaruhi rasa nasionalisme dari masing-masing elemen masyarakatnya dan dikhawatirkan akan menimbulkan konflik yang berkepanjangan.
Di dalam kehidupan ekonomi, tidak ada kehendak bersama dalam menemukan pernyataan dalam permintaan sosial yang dihayati bersama oleh seluruh elemen masyarakat (common social demand). Apabila dalam kebutuhan ekonominya saja tidak ada kehendak bersama maka bisa diprediksi bahwa nantinya kehidupan ekonomi di negara Indonesia akan semakin melemah ketika tidak adanya kebijakan yang mengatur masalah ekonomi tersebut.
 Kebutuhan-kebutuhan keagamaan, politik, dan keindahan, pendek kata semua kebutuhan kultural yang memiliki aspek ekonomi karena pada akhirnya menyatakan diri secara terorganisir hanya sebagai kebutuhan ekonomi yakni permintaan atau demand sebagai keseluruhan. Akan tetapi di dalam suatu masyarakat majemuk, permintaan masyarakat tersebut tidaklah terorganisir, melainkan bersifat seksional (sectional) dan tidak dihayati bersama elemen masyarakat. Sehingga permintaan yang terus menerus seperti itu lama kelamaan akan mengakibatkan keadaan ekonomi yang tidak seimbang antara jumlah barang yang di inginkan dengan jumlah barang yang tersedia.
Tidak adanya permintaan sosial yang dihayati bersama oleh semua elemen masyarakat mejadi sumber yang membedakan karakter daripada ekonomi majemuk (plural economy) dari suatu masyarakat majemuk dengan ekonomi tunggal (unitary economy) dari suatu masyarakat yang bersifat homogeneous.
Keadaan masyarakat Indonesia pada masa kini sudah pasti telah jauh berbeda dari keadaan tersebut dan oleh karena itu pengertian masyarakat majemuk sebagaimana digambarkan oleh furnivall harus tidak dapat begitu saja diperlakukan untuk melihat masyarakat Indonesia pada masa sekarang yang jauh lebih menghargai adanya perbedaan dalam masyarakat dan lingkungan sekitarnya.
Furnivall menyatakan bahwa suatu masyarakat dimana sistem nilai yang dianut oleh berbagai kesatuan sosial yang menjadi bagian-bagiannya sehingga para angota masyarakat kurang memiliki loyalitas atau kesetiaan terhadap masyarakat sebagai keseluruhan yang kurang memiliki homogenitas atau bahkan kurang memiliki dasar-dasar untuk saling memahami satu sama lain antar elemen masyarakat.
Clifford Geertz, menyatakan bahwa masyarakat majemuk adalah masyarakat yang terbagi-bagi ke dalam sub sistem yang kurang lebih berdiri sendiri-sendiri dimana masing-masing sub sistem terikat ke dalam ikatan yang bersifat primordial. Yaitu menganggap bahwa suku, agama, adat mereka merupakan yang memiliki kasta paling tinggi dan diagung-agungkan di bandingkan dengan suku, adat dan agama elemen masyarakat lain.

Piere L,van den Berge menyebutkan beberapa karakteristik masyarakat majemuk :

a.       Terjadinya segmentasi ke dalam bentuk kelompok-kelompok yang sering kali memiliki subkebudayaan yang berbeda satu sama lain.
b.      Memiliki struktur sosial yang terbagi-bagi ke dalam ke dalam lembaga-lembaga yang bersifat non-komplementer
c.       Kurang mengembangkan konsensus diantara para anggotanya terhadap nilai-nilai yang bersifat dasar.
d.      Secara relatif sering kali mengalami konflik-konflik diantara kelompok yang satu dengan kelompok yang lain.
e.       Secara relatif integrasi sosial tumbuh di atas paksaan (coection) dan saling ketergantungan di dalam bidang ekonomi.
f.       Adanya dominasi pilitik oleh semua kelompok atas kelompok-kelompok yang lain.
Oleh karena itu, suatu masyarakat majemuk tidak dapat disamakan dengan masyarakat yang memiliki unit-unit kekerabatan yang bersifat segmenter, akan tetapi juga tidak dapat disamakandengan masyarakat yang terdiferensiasi atau spesialisasi. Maka masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang bersifat majemuk pada jaman penjajahan Belanda.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan pluralitas masyarakat indonesia :
a.       Keadaan geografis yang membagi wilayah Indonesia dengan berbagai pulau.
b.      Indonesia terletak diantara samudera hindia dan samudera pasifik.
c.       Perbedaan iklim dan struktur tanah di kepulauan Nusantara.
Perbedaan-perbedaan suku bangsa, agama, dan regional merupakan dimensi-dimensi horisontal dari struktur masyarakat Indonesia. Sementara itu dimensi vertikal struktur masyarakat Indonesia dari waktu ke waktu dapat kita saksikan dalam bentuk semakin tumbuhnya polarisasi sosial berdasarkan kekuatan politik dan kekayaan yang ada di dalam masyarakat itu sendiri. Karena sesungguhnya masyarakat majemuk adalah masyarakat yang terpisah – pisah berdasarkan kelas sosial, suku, agama, ras dan antar golongan.
Prof Wasino menyatakan bahwa Pada jaman setelah kemerdekaan Indonesia masyarakat majemuk masih terus berlangsung. Berakhirnya orde baru telah membuka kotak Pandora buruknya hubungan antar etnik dan antar agama. Akibatnya banyak terjadi konflik-konflik yang berdasarkan perbedaan etnik dan agama. Hal itu semakin meruncing ketika kepentingan-kepentingan politik masuk. Proses reformasi politik melahirkan kesadaran baru tentang hubungan antar etnik dan agama. Titik awal perubahan ini ketika presiden Abdurahman Wahid membuka sekat-sekat hubungan multikultural yang menghormati perbedaan dalam orientasi budaya dikalangan etnik yang ada. Sejak itu konsep multicultural di Indonesia mengalami proses sosialisasi dalam masyarakat di Indonesia.
Masyarakat multikultural menurut Furnivall yaitu suatu masyarakat yang terdiri dari dua tau lebih elemen yang hidup sendiri-sendiri tanpa ada pembauran satu sama lain di dalam suatu satu kesatuan politik. Sementara Clifford Geertz menyatakan bahwa masyarakat multikultural merupakan masyarakat yang terbagi-bagi dalam sub-sub system yang kurang lebih berdiri sendiri dan masing-masing sub system terkain oleh ikatan-ikatan primordial. Sedangkan nasikun mengungkapkan bahwa masyarakat multicultural merupakan masyarakat bersifat najemuk sejauh masyarakat tersebut secara struktur memiliki sub-sub kebudayaan yang bersifat diverse yang ditandai oleh kurang berkembangnya system nilai yang disepakati oleh seluruh anggota masyarakat dan juga system nilai dari satu kesatuan sosial, serta seringnya muncul konflik-konflik sosial.

Masyarakat Indonesia pada masa penjajahan Belanda di sebut dengan masyarakat yang majemuk, tapi dengan adanya hal tersebut banyak terjadi konflik antar ras, suku etnis dan juga agama. Hal itu dikarenakan adanya primordialisme yang sangat kental di dalam setiap elemen masyarakat. Semangat untk kebersamaan dalam perbedaan sangat rendah bahkan bisa dibilang tidak ada pada sat itu. Namun keadaan itu berubah setelah orde baru yaitu masyarakat Indonesia menjadi masyarakat multicultural yang beranggapan bahwa berbagai budaya, suku, ras, dan kelas sosial yang berbeda memiliki kedudukan yang sederajad. Adapun ciri-ciri masyarakat multicultural yaitu semangat untuk bersama dala  perbedaan tinggi, menerima orang lain yang memiliki ciri sosial yang berbeda dan memiliki toleransi yang kuay terhadap perbedaan perbedaan dan kesederajatan. Selain itu ketika masyarakatnya multicultural maka akan meminimalisir terjadinya konflik baik antar suku, budaya, ras, agama dan kelas sosial yang ada di negara Indonesia.

 Daftar Pustaka

Nasikun. 2014 . Sistem Sosial Indonesia. Jakarta : Rajawali Pers
Wasino, W. (2013). INDONESIA: FROM PLURALISM TO MULTICULTURALISM. Paramita: Historical Studies Journal, 23(2).